Monday, September 04, 2023

Akankah?

Akankah dirimu murka dikala senja melebur menjadi malam?
Akankah dirimu merindu dikala senja melebur menjadi malam?
Akankah dirimu menghilang dikala senja melebur menjadi malam? 
Akankah dirimu menepi dikala ombak melebur, mengalah pada ketenangan?
Akankah dirimu meresapi dikala ombak melebur, mengalah pada kepastian di daratan?
Akankah dirimu menjadi dahaga apabila hujan tak kunjung datang?
Akankah dirimu menjadi senja dikala ombak melebur pada daratan, 
dan malam melebur menjadi harapan?

Amerika, 2023

Sunday, May 17, 2020

Hangat?

Ilalang mengantri rapat pada barisan disebuah kebun.
Tertutup sudah cahaya yang akan kuberikan pada benih itu.
Kuhangatkan cahaya ku, ku redupkan teriknya.
Ilalang, hanyalah ilalang. haha, mana dia tahu mana yang terik, mana yang hangat.

Thursday, April 17, 2014

Kertas Lipat- Origami

Origami
Kertas Lipat

Katakan padaku
Apa itu kertas lipat?
Semua kertas toh bisa di lipat-lipat
Bahkan kain pun bisa kulipat-lipat
Lalu, apa gunanya kertas lipat?

Sambil kulipat, ku pastikan garis lurus pada gambar petunjuk tercermin rapi pada karyaku. Pastikan lipatannya keras. Ya, keras, lurus. Jangan sampai kau belokkan garisnya. Kemudian, tekan dengan kuku panjangmu. Agar berbekas. Kalau berbekas maka akan rapi lipatannya. Rapi lipatannya maka akan bagus hasilnya. 

Kuputar-putar kertas lipat, kemudian terus ku lipat hingga kecil. Kini saatnya ia di buka, dikembangkan. Maka perlahan aku buka, kembangkan. Perlahan. Dengan sangat-sangat perlahan. 

Jangan kau robek ia. Lipatannya sudah mendekati sempurna. Kerasnya sudah menyempurnakan keindahannya. Polanya sudah tersimpan lama. Menunggu aku membuka warnanya.

Plop!! 

Terbuka. 
Karyaku, bangau.
Kata mereka, bangau Jepang. Menurutku sih, bangau manapun sama saja, apa saja. Toh polanya berwarna tak sama dengan yang seharusnya. 

Ia kini berpola bunga-bunga. Sayapnya mengembang cantik, sempurna, seolah siap untuk terbang menjelajahi kerajaan awan. 

Setelah lipatan-lipatan keras
tersembunyinya pola-pola
lipat lurus taat aturan
dijaga agar tak koyak
perlahan dihantar kepada tahap akhir,
ia mengembang,
indah. 

Kertas lipatku,
Milikku
Aku

Thursday, January 30, 2014

Lama Gak Senam Jari

Wetsah!! 
Gak kehitung udah berapa lama gak nge blog. Apa kabar nih blogger? sehat? hahahahhahaha
Sekarang udah 2014!! Dan itu artinya, saya udah nge blog di blog ini selama 5th!Kalau aja itu anak, udah jago ngomong pasti sekarang. Well, biarpun dibilang 5th, tetep aja bukan berarti genap 5th. Saya banyak malesnya. Banyak nyuekinnya. Alhasil lamaaaaa banget blog ini terbengkalai begitu saja.

Pokoknya saya ucapkan selamat tahun baru! Selamat menjalani aktifitas baru! Selamat berkenalan dengan teman baru! 

Dan saya, hehehehe akan hidup di kota baru :)

2014 = NAGOYA!!!

Welcome to Nagoya!!

Akhirnya... setelah cuma bisa bermimpi selama 2th saya bisa masuk ke universitas yang saya idamkan! Ya bukan universitas unggulan sih. Bukan juga universitas negri yang di elu elu kan sama orang kebanyakan *gak di mana-mana ye :p* tapiii... entah kenapa dari dulu ngerasa punya hubungan hati sama ini univ hahahaha.

Oke sekian. Saya janji gak akan ninggalin. Ya.. setidaknya kalaupun ninggalin gak akan lama-lama

Friday, May 24, 2013

Kertas

Aku teringat kisah sahabat. Satu setengah. Ya, jumlahnya satu setengah. Begitu unik, langka, aneh, tapi justru itu yang membuatku tak pernah melepaskan pandangan darinya.  Padanya tersimpan keajaiban, yang tidak pernah aku miliki. Ide, karya, ciptaan, bahasa, kosakata, semua beda. Karena beda aku berwarna. Karena begitu berbeda, aku rasa mereka begitu berwarna.

Hari-hari warna-warni ku sirna sudah. Entah kemana lagi harus ku cari, warna-warna gradasi duniaku yang mampu membuatku menjadi lebih berwarna dari pelangi. Aku tak mampu mengingat campuran warnanya. Berapa takarannya, seberapa kental larutannya, seperti apa takarannya, karena itu aku tak lagi mampu menciptakan gradasinya, di sini. Mungkin belum waktunya. Atau mungkin belum. Hanya belum. 

Kuputarkan bola duniaku pada hamparan merah sekarang. Segalanya nampak merah, tenang, stabil, keras, nampak berani, harus berani, bak pertandingan panas. Tak ada merah muda yang ceria, usil, riuh, ataupun biru yang tenang, luas, mengalir, tegas. 

Sekarang latar kertasku, merahku, harus siap ditumpahkan oleh cerah cercah warna lain. Kurasa, mereka juga begitu. Keinginanku menjadi penumpah ide, walaupun tak sirna, kuakui aku kehilangan warnanya.  Ya, Ini hanya masalah waktu. Waktu.