Monday, July 16, 2012

My Home Sweet Home #1

Yep!! Aku akan berbagi berbagai kisah mengenai rumahku! Bukan mengenai surat tanah atau berapa harganya, tapi mengenai fisiknya, bagaimana ia menjaga keluargaku dan bagaimana ia dijangkau. Entah kenapa aku cukup tertarik untuk menuliskannya. Ya mumpung aku masih tinggal di rumah ini ^^

Rumahku berada di sebuah perumahan yang dikenal dengan nama Harapan Baru Regency, Bekasi Barat. Banyak orang menyalahartikan perumahan ini sebagai perumahan elit. Menurutku sih, ini seperti perumahan yang berkembang. Tidak semua rumah merupakan rumah elit, tapi memang sekalinya menemukan rumah elit, tak tanggung-tanggung mewahnya. Sebetulnya perumahan ini cukup aneh karena justru pintu masuk yang bukan utama menjadi akses utama keluar masuk. Sedangkan si pintu masuk utama sendiri, dibiarkan semakin menyempit bahkan menjadi pintu masuk tidak utama karena lebih sepi. Untungnya rumahku lebih dekat ke pintu masuk tidak utama, sehingga akses kemana-mana lebih mudah.

Pintu masuk tidak utama ini juga dekat dengan Stasiun Cakung dan pintu tol Bintara. Karena itu, keluargaku juga lebih sering menggunakan akses ini. Pintu tol Bintara jaraknya sekitar 500 meter dari Stasiun Cakung. Dekat kan? Tapi.. kalau di pagi hari.. macet di sini bisa sampai 1jam! Kalau jam pulang kerja, bisa lebih parah lagi. Karena kereta teruuuuus lewat sedangkan mobil juga terus masuk/keluar dari pintu tol sehingga semuanya menumpuk kayak teri dalam bungkus! Hindari jam-jam itu.

Oke! sekian tentang perumahan! Sekarang ini akan kumulai dari betapa dekatnya rumahku dengan pusat-pusat transportasi kota. Rumahku berada di pinggiran kota Jakarta, yang terhitung masuk ke wilayah Bekasi. Biarpun pada nyatanya, 5 rumah di samping rumahku saja sudah DKI Jakarta. Aku mengetahuinya jika ada kejadian mati listrik.

"Jakarta yang matiiii~" begitu kata orang-orang rumahku jika melihat tetangga-tetanggaku sebagian membiarkan rumahnya gelap gulita (jika di malam hari kejadiannya). Sedangkan Bekasi? hehehehe sorry aja.. Bekasi lebih jarang mati listrik daripada Jakarta. Sebetulnya sesekali aku ingin mengabadikan kejadian konyol ini. Sebelah terang benderang, sebelah gelap gulita. Padahal kita hidup di RT dan RW yang sama. Yah.. sepertinya nanti aku benar-benar akan mengabadikannya.

Nah karena berada di pinggiran, maka rumahku dekat dengan tempat nongkrong angkot, metromini dan omprengan (sejenis angkot tetapi terbuat dari mobil bak terbuka yang diberi tenda hitam), juga becak! Karena becak dilarang beroprasi di Jakarta, maka becak-becak ini beroprasi benar-benar di perbatasan antara Jakarta dengan wilayah di sebelahnya.  Ini detilnya : 

Angkot Merah (Rp 2000- Rp 4000)
31 (St. Bekasi-St. Cakung)
25 (rawamangun-St.Cakung)
25 (Cakung - St. Cakung)
03 (Kranji-Pondok Kopi jalan lama)
03 (Kranji-Pondok Kopi jalan baru)

Angkot Biru (Rp 2000-Rp 5000)

19 (Cililitan (PGC-UKI) - Pasar Kranji Lama)
26 (Kampung Melayu- Stasiun Bekasi)

Metromini (Rp 2000)

52 (St. Cakung- Kampung Melayu)
42 (Pulogadung-Pondok Kopi)
506 (Pondok Kopi-Kampung Melayu)
47 (Pondok Kopi-Senen)

Becak (Min Rp 5000)

Sebetulnya sih untuk becak, harga sesuai dengan nego, jarak tempuh dan ketulusan hati. Patokan harga yang kucantumkan adalah patokan harga yang biasa keluargaku gunakan.

Teman-temanku mencoba transportasi yang katanya khas Jakarta tapi gak boleh beroprasi di Jakarta -___- haha  mumpung lagi main ke rumahku

Larangan untuk para pebecak di wilayah perbatasan DKI


Untuk omprengan, aku tidak tahu sama sekali karena belum pernah menaikinya.

Nah, selain kendaraan-kendaraan kecil tersebut, rumahku juga dekat (Sekitar 1km) dengan Stasiun Kereta bernama Stasiun Cakung. Biasanya aku ke stasiun ini dengan berjalan kaki, naik motor (diantar/ojeg), atau naik becak. Tetapi yang paling sering adalah berjalan kaki karena jaraknya yang tanggung, tidak repot karena hanya membawa diri dan tidak mengeluarkan uang :) Itung-itung olahraga juga.

Stasiun Cakung merupakan stasiun kedua dari Stasiun Bekasi. Stasiun ini berada di jalur rel kereta api tua yang dibuat oleh Belanda. Jalur rel Stasiun Cakung langsung mengarah kepada pusat kota dan berakhir di Stasiun Jakarta Kota atau yang dikenal juga dengan nama Stasiun Beos. Beberapa Stasiun besar di Jakarta yang dapat dicapai dengan sekali naik kereta dari Stasiun Cakung ini adalah :

Stasiun Jatinegara (sekitar 10-15 menit)
Stasiun Manggarai (Sekitar 15 menit)
Stasiun Senen (Sekitar 30 menit)
Stasiun Gambir (Sekitar 40-45 menit)
Stasiun Cikini (Sekitar 30-35 menit)
Stasiun Jakarta Kota (sekitar 50 menit lebih)

Karena menuju ke arah Jawa, maka biasanya rel kereta di dekat rumah ku ini hampir selalu berisik. Mulai dari kereta penumpang dalam kota, luar kota, hingga kereta barang bahkan lokomotif buntung, selalu lewat setiap hari lebih dari 2x! 

Dekat ya ? haha -___- hampir aja

Adikku bergaya di rel dekat rumah

Teman-temanku yang melanjutkan icip transportasi  setelah becak


Belum selesai sampai disitu, sejak tahun lalu, wilayah di sekitar rumahku ini semakin dimanjakan oleh pemerintah Ibukota DKI Jakarta dengan dibuatnya Koridor Busway ke 11 :D

Koridor Busway ini rencananya akan berakhir di Halte Pulogebang. Halte Pulogebang ini bukan hanya sembarang halte kecil karena pemerintah sedang membangunnya menjadi Terminal Bus besar di pinggir kota Jakarta seperti Kampung Rambutan. Maka, wilayah di sekitar rumahku akan menjadi semakin ramai!! Tetapi, karena Terminal besar itu belum selesai, maka Busway Koridor 11 untuk saat ini hanya berhenti di halte Walikota Jakarta Timur, 1 halte terakhir sebelum halte Terminal Pulogebang. 

Halte Walikota Jakarta Timur dapat dicapai dengan menggunakan motor (diantar/ojeg), atau metromini 52 dari Stasiun Cakung. Untuk jalankaki, tidak disarankan karena jaraknya lebih dari 1km.. itu... melelahkan. Halte ini memiliki beberapa kelebihan dibadingkan dengan halte-halte lain di Jakarta. Didalamnya ada fasilitas toilet bahkan mushola! Untuk toilet, sebetulnya ini adalah halte kedua yang aku lihat ada toiletnya, selain halte PIM. Tetapi, ini lebih besar dan bersih! Katanya sih ini sebagai halte percontohan... untuk halte-halte busway berikutnya. Semoga benar-benar terwujud karena itu akan sangat membantu untuk para penumpang!

Halte Walikota Jakarta Timur. Letaknya pas di depan gedung Walikota Jakarta Timur 

Kalau jam pulang kerja tiba, di sini bisa macet hingga berjam-jam -__-


Satu lagi, ini baru rencana pemerintah sebetulnya. Rumahku dekat sekali dengan BKT (Banjir Kanal Timur), semacam kanal buatan untuk menghindarkan Jakarta dari banjir. Katanya, baru katanya sih, nantinya kanal yang sangat panjang, melewati wilayah tengah kota Jakarta dan bermuara di laut ini akan dijadikan sebagai jalur transportasi air untuk dalam kota. Keren ya? Ya... semoga aja proyeknya terus dilanjutkan. Nantinya, kalau memang ada transportasi air semacam ini, Jakarta gak akan kalah keren dari Bangkok yang sudah memulainya sejak dulu ^^ Jadi gak sabar! Dan, di sepanjang BKT ini, sudah dibuat jalur sepeda dan trotoar untuk para pejalan kaki. Nantinya, hehehe... aku bisa sepedaan lurrrrruuuuuuuussss aja sampe Ancol! Hoh membayangkannya saja membuatku bahagia. Ya semoga saja gak sekedar rencana :)


No comments:

Post a Comment

silahkan tulis komentar anda :D