Wednesday, December 07, 2011

Cerita Kertas Pada Sang Pensil Dan Pena

dari kemarin, kertas remuk itu tetap tenang ada di dalam sana. Biarpun butut, jelek, rombeng dan lusush, ia tetap terlihat baik. Hari ini, kertas itu seperti diremuk kembali lalu dirobek dan diinjak sepuas hati. Yang sudah hancur, jadi tambah hancur. Entah bagaimana bisa kembali. Kertas itu tergeletak begitu saja. Ia ditinggal oleh pensil dan pena yang selama ini setia mengisi bagian dari dirinya yang kosong. Biarpun kertas sangat bermanfaat, ia tak berarti apa-apa tanpa sahabat-sahabat setia, yang kini seperti meninggalkan, melupakannya. Seonggok kertas busuk itu hanya diam, dalam posisi tekukan yang tak karuan. Pensil dan pena, beralih pada kertas baru yang lebih terang dan lurus, tanpa bekas-bekas tekukan yang berarti. Pensil telah melupakan dirinya. Memang, hal itu tidak dikatakan dengan gamblang, tidak secara langsung. Tapi kertas mampu mengetahuinya. Karena pensil, telah melupakan bentuk apa yang akan ia gambarkan diatas kertas. Tulisan apa, yang akan ia rangkai diatas kertas. Garis seperti apa, yang akan ia goreskan di atas kertas. Begitupun dengan pena. Ia telah lupa, hal apa yang harus ia ukirkan dalam tubuh kertas. Kata seperti apa yang akan ia bagikan kepada kertas. Bentuk seperti apa yang akan ia tuangkan kedalam kertas. Kertas tak mampu berkata apa-apa. Hanya berfikir, dimana pensil dan pena kini berada. Angan? Kayangan? entah. Hingga detik ini, kertas masih tak mampu menemukan jawaban apa yang terjadi dengan pensil dan pena hingga mereka menjadi seperti itu. Kertas tak lagi berani berharap. Bekas lekukan-lekukan tajam yang hampir membuat robekan selanjutnya menjadi saksi betapa tak baik berharap pada pensil dan kertas. Kertas, Pena, Pensil. Pensil Pena Kertas. Kayangan Angan Tanah. Tanah Kayangan, Angan.

No comments:

Post a Comment

silahkan tulis komentar anda :D