Tuesday, June 19, 2012

Melanglang Buana

Ibuku belum pulang. Tepatnya, kedua orangtuaku belum pulang, Saat ini aku ada di kamar orangtuaku, menemani 3 orang adikku yang berkegiatan di sini. Si bungsu, sedang menonton kartun. Si bungsu putri, sudah tertidur. Kakaknya, baru saja membuat blog dan meminta diajarkan untuk mengatur juga mengepos postingan pertamanya. Adikku yang 1 lagi? Dia sibuk di istananya sendiri.

Sebetulnya aku sudah sangat-sangat mengantuk. Tetapi aku tidak mungkin tidur karena aku harus menjaga pagar tidak akan dibuka oleh orang lain kecuali orangtuaku. Kegiatan seperti ini sudah biasa aku alami sejak sekitar 3 tahun yang lalu. Tetapi biarpun sudah terbiasa, terkadang aku masih suka bertanya-tanya, kenapa harus seperti ini?

Aku sangat iri melihat si bungsu putri tertidur dengan pulas diantara barang-barangnya yang berantakan. Sedangkan Si bungsu putra yang sedari tadi menonton kartun, mulai memejamkan matanya perlahan. Napasnya mulai teratur, mengeluarkan pola bunyi yang aku kenal. Ia sudah masuk ke alam mimpi sejak beberapa detik yang lalu. Hebat, prosesnya begitu cepat. Pantas saja dari tadi ia begitu cerewet memintaku menemaninya di kasur.

Aku jadi berpikir banyak. Berarti nantinya, aku tidak akan mengalami hal ini lagi. Nantinya aku akan kuliah, jauh dari rumah. Mengharuskan aku pergi dari sini, berpisah dengan adik-adikku. Terkadang aku merasa, akulah orangtua mereka, sekaligus satpam. Ah... bahkan terkadang tukang ojek. Nantinya, kehidupan mereka seperti apa ya?

Apakah mereka akan bisa mengatur semuanya? Apakah mereka bisa membereskan seisi rumah? Ditinggal oleh orangtua berhari-hari dan hanya ditinggalkan makanan beku, note pengingat di setiap sudut rumah dan uang? Apa yang akan mereka lakukan dengan uang itu? Cucian? Piring kotor? Aku sama sekali tidak dapat membayangkannya. 

Selama aku menulis ini, berkali-kali adik keduaku bertanya-tanya mengenai blogger.

"Ini apa uni?"
"Warnanya kok gini?"
"Ini apanya yang berubah ni?"
"uni angi blognya pake font apa?"
"uni angi blognya lebarnya berapa?"
"Punya uni angi kayak apa?"
"Ini gimana sih?"

daaaan banyak lagi. Kepalaku semakin sakit dihujani pertanyaan-pertanyaan seperti itu. Tetapi aku tetap berusaha menjawabnya dengan tenang karena beberapa jam yang lalu ia sudah protes padaku.

"kok uni angi begitu?"
"kok uni angi jahat?"
"Ahhh Uniiii"

Hmm.... sebenarnya menyebalkan, sungguh. Tetapi, kurasa aku nantinya akan rindu pada hal-hal mengesalkan yang ia lakukan. Memelukku tiba-tiba, membantingku ke kasur, mengunci pergelangan lenganku, merebut susu kedelaiku, dan berbagai kegiatan usil lainnya. 

sekarang si bungsu putra benar-benar sudah terlelap jauh ke alam bawah sadar. Ia tertidur di lantai. Aku harus memindahkan posisi tidurnya karena lantai tidak baik untuk tidur. 

Orangtuaku belum pulang. Aku tidak pernah menyalahkan mereka. Ah, beberapa kali, iya. Tetapi, itu hanya ketika aku lepas kendali saja. Aku tahu mereka begitu karena sayang pada kami. Maka aku tidak akan pernah lagi menyalahkannya. Bahkan karena itu semua, aku merasa mendapat kesempatan yang begitu langka. Mengurus 3 orang remaja dan 1 orang anak TK. Seandainya ada sertifikat, aku yakin hidupku nantinya akan menjadi lebih sukses.

Aku benar-benar sudah mengantuk dan tidak tahu harus berbuat apa lagi. Aku mulai lelah mengetik dan mendeskripsikan segala kejadian yang terjadi di hadapanku. Apakah tulisan ini perlu ku post atau tidak?
Hmm.... yasudahlah post saja. 

Dengkuran adikku semakin keras. Sedangkan yang terjaga, lagi-lagi bertanya dengan semangat, karena dia baru saja eksplor dengan blog nya. 

Oke ini kuhentikan.
Selamat Malam

No comments:

Post a Comment

silahkan tulis komentar anda :D