Fever Fever

Kepalaku sakit, lidahku mati rasa, ingusku meler, dunia serasa pake AC dengan suhu belasan dan gak bisa tidur nyenyak. Yep aku demam -_______-

Kesel rasanya demam di saat aku udah bikin begitu banyak jadwal untuk hari ini. Salah satu yang terbesar adalah, membereskan kamaaar!!! Kamar ku gak beda jauh dengan gudang, atau rumah korban gempa. Barang-barangku dari sejak lulus-lulusan SMA hingga oleh-oleh dari backpacking masih berserakan, gak jelas. Aku memang tidak pernah punya waktu untuk membereskannya. Begitu selesai acara Akhir Tahun, aku mengurus kepergianku dan esoknya pergi. Baru pulang beberapa hari aku pergi ke rumah Fikra dan Hikari. Setelah itu ditinggal orangtua sehingga aku harus membereskan rumah, bukan kamar. Sekarang, orangtuaku pulang dan aku.... demam -______________-

Sebetulnya tanda-tanda akan hadirnya di demam sudah kurasakan sejak pulang dari backpacking, tapi aku cuek saja, Kemudian si demam semakin mendesak keluar setelah 2 hari yang lalu seharian aku main gila-gilaan di dufan. Kemudian naik niagara pada malam hari, disusul dengan rafting (aku lupa namanya apa di sana) dan pulang hujan-hujanan padahal sudah ganti baju. 

Tapi aku begitu senang!! Karena aku berhasil mencoba SEMUA wahana mengerikan di Dufan!! Yang paling tak ingin kucoba lagi adalah kicir-kicir, karena itu sangat menyakitkan. Setelah itu, baru Tornado, Jika aku disuruh memilih, lebih baik aku naik Tornado lagi daripada harus mencoba naik kicir-kicir sekali lagi. Rasanya memuakkan.

Adik-adik terus menuntutku untuk membuat FF hari ini. Sejujurnya.... aku bingung. Tapi entahlah.. mungkin akan kukerjakan juga. 

Rasanya aku mau tidur saja... tapi sudah berganti-ganti posisi hingga belasan kali, memejamkan mata selama berpuluh-puluh menit, tetap saja aku tidak bisa masuk ke alam mimpi. Kesal.