Sunday, September 30, 2012

Japan! It's unbeliveble!

MAU CURHAAAAAAATTTT!!!!! EMERGENCY LEVEL AKUT!!!!!

Oke, simpel aja. Kuliah ke luar negri apalagi negri yang jumlah muslimnya minim dan bahasanya berbeda amaaaat jauh dengan kita adalah hal yang sulit! Apalagi buat aku yang masih di KL nunggu transit menuju Narita selama 1,5 jam kedepan. Lumayan... wifi gratisan di KL kenceng... jadi aku bisa curhat, ngoceeeeeh di sini!

Aku sudah berusaha menciptakan suasana ceria hingga aku pergi dari keluarga ku, Karina dan Yasmin yang mengantar ke bandara. Aku gak mau ada tangis-tangisan kayak di sinetron dan gak mau bikin orang tuaku jadi semakin berat melepaskan aku. Dari kemarin ibuku sudah ketar ketir dan adik-adikku sudah mulai berani mengungkapkan perasaannya padaku. Jadi keputusanku mantap untuk tidak membuat suasan menjadi haru biru, sekalipun aku jadinya menghancurkan pikiran mimin dan aka yang sampe udah siap bawa tisu di tas. Maafkan aku ya kawans :)

Jadi dengan sok cool aku mengantri di pengecekan bagasi. Sebetulnya, saat itu aku udah mulai menangis, tapi kutahan saja. Sampai hal yang terakhir aku lihat adalah wajah ibuku yang tersenyum dan lambaian tangan adikku. Setelah itu, air mataku keluar kayak keran bocor.

Aku gak mau mendiskripsikan perasaanku dengan cengeng di sini. aku mau menuliskannya, dengan kalimat-kalimat yang cukup ceria biar aku gak nangis lagi. Pokoknya gak akan ada lagi air mata! Sekalipun aku jadi harus berbohong sama diriku sendiri. 

Setelah itu aku berjalan ke antrian imigrasi dengan mata yang merah (aku yakin). Sampe mbak-mbak petugas imigrasi yang sewot terus itu agak bengong liat mukaku. Begitu menuju gate, aku udah nangis bombai macam di sinetron. Tapi masih kutahan juga sih. Walaupun di tahan, ternyata itu cukup menarik perhatian yang lain. Padahal aku gak bersuara. Aku cuma menutup mulut rapat2, berjalan cepat tanpa melihat ke belakang dan membiarkan air mataku jatuh begitu saja. lengkap dengan ingusnya. 

Rasanya aku sangaaaaaat ingin berlari keluar dari bandara dan memeluk ibuku 1 kali lagi saja. Tapi otakku melarangnya. Kalau aku berbuat begitu, bisa-bisa aku batal berangkat.

Sampai di depan gate Syifa mengirimku sebuah sms. Lagi-lagi, dia memberikan tawaran terakhir soal kamar kos yang kosong di sampingnya -____- kuat sekali ya pendiriannya. cocok kau nak masuk bisnis. promosi teruuus pantang mundur!  Jujur aja, aku nahan nangis sampai tanganku gemetaran. Dan waktu aku buka hp, ternyata batreku tinggal 10%! o em jiiiii TT^TT lengkap lah sudah penderitaanku.

Mendadak semua pikiran mengerikan masuk ke otakku. aku sendirian di kamar apartemen, gak ada obin yang iseng, bening yang berisik, rimba yang menyebalkan, tari yang berisik ngomongin nouval. gak bisa liat orangtuaku... Huah... air mataku tumpah.Aku langsung inget cerita Ira waktu dia bilang Ina nangis sepanjang perjalanan bahkan sampe hampir tiap hari di minggu pertama. Awalnya aku tertawa. tapi sekarang, aku tahu persis rasanya seperti apa.

Aku meminta syifa menelponku karena aku benar-benar merasa kesepian. tapi, dia bilang dia gak ada pulsa gratisan. alhasil aku cuma melongo baca balasan sms nya sambil natap tanaman yang tersususn rapi di pinggir gate. kemudian aku meng sms nabil meminta dia menelponku lagi. dan dia mau :)

Aku banyak dikasih petuah sama Nabil. yang paling aku suka adalah saat dia bilang aku harus tenang dan gak boleh nangis, karena nangis bikin segala hal jadi lebih mengerikan. Dia benar. Jadi aku berusaha untuk tenang.

Di ruang tunggu, aku mendapatkan seorang teman! Alhamdulillah! Aku melihat dia bawa jaket berbulu2 agak tebal. Menurutku, ga mungkin orang yang mau ke KL bawa benda macam itu. Jadi aku beranikan diri buat ngajak dia ngobrol. Dan ternyata yak! Aku bertemu teman perjalanan yang sangaaaaat baik, menyenangkan, ramah, gila, nekat lucu pula :3

Namanya kak Tami. dia juga mau ke tokyo dan transit di malaysia. Sama pesawat, dan duduknya cuma beda 2 row sama aku. Dia alumni sma8 (aku langsung inget Reihan) dan sekarang udah tingkat 3 di ITB. hoaaah.... aku ketemu orang hebat. Dengan cepat, kami pun berteman karena senasib. 

Singkat cerita, sekarang aku sedang mengetik ini semua di samping kak Tami dan temannya (ketemuan di malaysia) yang juga dari Indonesia. Aku sangat bersyukur di saat aku galau, sedih dan takut, aku bertemu kak Tami yang sudah cukup akrab denganku bahkan dia sampai merangkul lenganku! Kak Tami juga merasakan hal yang sama dengaku karena dia juga abis tangis menangis sama keluarganya yang mengantar dia :) kami saling menguatkan satu sama lain! Dan aku rasa kami berhasil.  Sekarang aku gak takut lagi. Aku jadi lebih siap. Biarpun kata-kata "bunda" dan "ayah" bisa membuatku nangis bombai lagi dalam beberapa detik saja. Tapi aku merasa sekarang aku lebih kuat. 

Sekian cerita buru-buru ku... soalnya aku udah mau boarding lagi. Antrian udah panjang. bye! I love indonesia!

No comments:

Post a Comment

silahkan tulis komentar anda :D